11 Upacara Adat Betawi dan Tradisi yang Penuh Makna
Daftar isi
Masyarakat Betawi dikenal mempunyai adat dan tradisi yang unik dan menarik. Hal ini telah diwariskan dari lelehur yang dilestarikan hingga saat ini. Seiring dengan perkembangan zaman, adat Betawi beserta tradisinya mengalami pasang surut dalam pelaksanaannya. Hal ini tidak terlepas dari perkembangan zaman yang mempengaruhi kehidupan masyarakat Betawi.
Namun terlepas dari itu, adat dan tradisi Betawi terus di jaga meski ditengah gempuran moderenisasi. Lalu apa upacara adat Betawi yang biasa dilakukan oleh masyarakat Betawi? Berikut ini parasayu.net akan memberikan informasi mengenai upacara adat Betawi yang sering dilakukan.
Sebelum lanjut, ada sedikit informasi untuk calon mempelai pengantin. Jika anda sedang mencari make up artist profesional untuk prewedding, pesta dan rias pengantin. Anda dapat menggunakan Make Up Artist Parasayu. Dengan MUA yang berpengalaman dan berkualitas, tentu hasil riasan pada hari pernikahan akan tampak cantik memukau. Untuk informasi lebih lanjut, anda dapat menghubungi MUA Parasayu di nomor telepon/WA 0895404100004 atau menghubungi website https://mua.parasayu.net/.
Mengenal Upacara Adat Betawi dan Tradisinya
Suku-suku di Indonesia mempunyai berbagai upacara adat dan tradisi yang beragam. Salah satu tradisi yang unik dan menarik yaitu adat tradasi dari suku Betawi. Pada masyarakat suku Betawi, momen-momen tertentu diadakan upacara adat sebagai bentuk syukur kepada Tuhan yang maha kuasa. Oleh karena itu, suku Betawi dikenal sebagai salah satu suku yang mempunyai upacara adat dan tradisi yang unik di Nusantara.
Untuk mengenal lebih jauh mengenai budaya Betawi, berikut ini beberapa upacara adat dan tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat suku Betawi.
Lebaran
Lebaran merupakan salah satu perayaan puncak setelah melangsungkan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Pada masyarakat Batawi sedikitnya mengenal tiga lebaran. Ketiga lebaran tersebut yaitu lebaran Idul Fitri, Lebaran Idul Adha serta Lebaran Anak Yatim.
Pada perayaan lebaran, masyarakat Betawi berbondong-bondong untuk merayakan hari bahagia tersebut dengan berkumpul bersama keluarga serta berkumpul dengan masyarakat sekitar. Tidak jarang para masyarakat menggelar acara bersama pada momen lebaran tersebut.
Kaulan atau Nazar
Nazar atau biasa di sebut oleh masyarakat Betawi Kaulan merupakan janji yang di ucapkan dalam hati atau dapat didengar oleh orang sekitar. Oleh karena itu dalam melakukan Nazar, seseorang harus melaksanakannya sesuai dengan Nazar yang dimaksud. Jika tidak dilaksanakan, maka orang yang mengucapkan Nazar tersebut akan berakibat buruk bagi orang tersebut.
Oleh karena itu, dalam masyarakat Betawi mengucapakan kaulan tidak boleh sembarangan. Dan bila belum dilaksanakan seperti mempunyai beban dalam menjalani kehidupan.
Upacara Mangkeng
Kemudian ada prosesi adat Betawi yang bernama Upacara Mangkeng. Upacara ini biasanya diselenggarakan oleh pemilik rumah yang sedang mengadakan pesta. Kata Mangkeng sendiri diambil dari kosa kata pangkeng yang berarti kamar.
Upacara Mangkeng dilakukan oleh orang yang memiliki ilmu spiritual khusus yang bertugas untuk mendoakan kelancaran pesta yang diadakan serta mencatat sumbangan yang diberikan oleh tamu pesta.
Setelah acara pesta selesai, maka sang Mangekeng tersebut akan memberikan laporan prihal keluar masuk sumbangan dari tamu kepada pemilik rumah.
Upacara Baritan atau Sedekah Bumi
Selanjutnya ada Upacara Baritan atau Sedekah Bumi. Upacara ini biasanya dilakukan oleh masyarakat Betawi yang berada di Jakarta Timur. Upacara Baritan atau sedekah bumi dilakukan sebagai wujud syukur atas melimpahkan hasil bumi yang didapatkan oleh masyarakat.
Oleh karena itu, para masyarkat memberikan sedekah berupa makanan, minuman, buah-buahan, tahlilan, hiburan serta lainnya dibeberapa sudut tempat mereka tinggal.
Upacara Bikin dan Pindah Rumah
Bagi masyarakat Betawi, pada prosesi pindah merupakah salah satu proses yang sakral. Oleh karena itu, dalam prosesi tersebut terdapat upacara adat yang bernama Pindah Rumah. Bagi masyarakat Betawi, perpindahan rumah tidak hanya sebagai proses biasa. Jauh dari itu, perpindahkan rumah juga menandakan dimulainya kehidupan baru bagi generasi dalam suatu keluarga.
Dengan mendalamnya filosopi “Mulai dari rumah, pulang kerumah“, maka dalam prosesi pindah rumah masyarakat Betawi biasanya melakukan upacara Adat. Dengan mengundang para tetangga, tokoh adat, alim ulama hingga yang lainnya. Dengan harapan agar ditempat yang baru keluarga tersebut mendapatkan keberkahan serta kehidupan yang lebih baik.
- Baca Juga : Mengenal Pakaian Adat Minangkabau untuk Acara Sakral
- Baca Juga : 9 Inspirasi Baju Pengantin Adat Sunda
Khatam Al-Qur’an
Khatam Al-Qur’an jika di artikan dalam bahasa Indonesia berarti Tamatan Al-Quran, merupakan salah hal penting dalam adat Betawi. Bagi masyarakat Betawi, ketika anak mereka sudah Khatam Al-Qur’an, maka akan menggelar syurukur atas Tamatan Al-Qur’an tersebut.
Anak yang sudah Khatam Al-Qur’an juga sudah dianggap mengerti Agama ketika sang anak tersebut sudah melakukan Tamatan Al-Qur’an. Sehingga hal ini sangat peting bagi masyarakat Betawi.
Upacara Kematian
Dalam masyarakat Betawi, upacara kematian dilakukan dari pengurusan jenazah hingga dikuburkannya Jenazah menurut syariat Islam. Sedangkan untuk kaum wanita biasanya mempesiapkan sedekahan untuk acara tahlil yang biasa dilakukan selama 7 hari. Hal ini dilakukan untuk mendoakan jenazah yang sudah dikebumikan. Pada upacara kematian ini dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat disekitar dan keluarga yang ditinggalkan.
Upacara Pernikahan
Upacara pernikahan adat Betawi bisa dikatakan salah satu upacara tradisional yang harus dilestarikan. Dari setiap prosesi dalam pernikahan adat Betawi mempunyai makna dan doa untuk pernikahan yang akan dilangsungkan. Meski prosesinya panjang, dengan melestarikan pernikahan secara adat Betawi, secara tidak langsung masyaratat ikut membantu melestarikan budaya. Selain itu, make up pengantin dari adat Betawi terlihat cantik nan elegan.
Upacara Adat Sunatan
Dalam masyarakat Betawi juga sering dilangsungkan upacara Adat ketika sang Anak melangsungkan acara Sunatan. Sunatan dilakukan untuk anak laki-laki yang menuju akhir baligh atau dewasa. Acara dilangsung sebagai tanda syukur terhadap anak mereka yang akan menjadi laki-laki dewasa.
Dalam prosesi ini bisanya pihak keluarga akan menggundang kerabat, tetangga, tokoh agama serta alim ulama untuk bersama-sama merayakan dan mendoakan agar sang anak tesebut.
Upacara Akeka
Dalam masyarkat Betawi juga mengenal acara Akekah. Akekah sendiri merupkan ritual keagamaan Islam dimana anak yang baru lahir kedunia akan di potong rambutnya serta akan diberikan nama.
Pada acara tersebut juga, pihak keluarga akan membuat syukuran dengan memotong hewan ternak seperti kambing. Jika sang anak berjenis kelamin pria maka, hewan kambing yang akan dipotong 2 ekor. Namun jika sang anak berkelamin wanita maka kambing yang dipotong hanya 1 ekor.
Upacara Nujuh Bulanan
Selanjutnya ada upacara Nujuh Bulanan. Upacara adat ini dilakukan ketika wanita yang sedang mengandung sudah masuk ke 7 bulan usia kandungan. Prosesi ini merupakan wujud syukur kepada Allah SWT, atas berkat yang diberikan. Prosesi Nuju Bulanan juga membuat calon ibu merasa lebih aman dan tenang untuk memasuki proses persalinan.
Nah, itu dia beberapa prosesi adat Betawi yang biasa dilakukan oleh masyarat Betawi pada umumnya. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan ya.
Jika anda sedang mencari MUA untuk acara pernikahan dan yang lainnya, anda dapat menggunakan MUA Parasayu. Dengan MUA yang profesional dan berpengalaman, tentu tampil cantik di hari bahagia dapat kita wujudkan. Untuk informasi lebih lanjut, anda dapat menghubungi MUA Parasayu di nomor telepon atau WA 0895404100004 .
- Baca Juga : Undangan Pernikahan: Tips Beserta Contohnya
- Baca Juga : Rangkaian Prosesi Lamaran Adat Jawa