20 Macam Macam Majas dalam Sastra Indonesia

Berbicara tentang Sastra Indonesia, pasti memiliki berbagai makna indah yang menarik untuk dipelajari. Salah satunya adalah makna.  Tahukah Anda berapa jenis majas yang sering dikenal pada struktur serta kaidah maknanya? Kurang lebih terdapat 20 jenis macam macam majas yang perlu untuk dipelajari.

Sebelum lanjut, ada sedikit informasi untuk calon mempelai pengantin. Jika anda sedang mencari make up artist profesional untuk prewedding, pesta dan rias pengantin. Anda dapat menggunakan MUA Parasayu. Dengan MUA yang berpengalaman dan berkualitas, tentu hasil riasan pada hari pernikahan akan tampak cantik memukau. Untuk informasi lebih lanjut, anda dapat menghubungi MUA Parasayu di nomor telepon/WA atau menghubungi website https://mua.parasayu.net/.

  1. Majas Litotes

macam macam majas

Yang pertama terdapat Majas Litotes. Dalam majas ini bermakna sebuah pertentangan yang umumnya digunakan untuk ungkapan merendahkan diri sendiri. Namun pada kenyataannya, yang dimaksud dalam makna Majas Litotes ialah kebalikannya. Oleh sebab itu, Majas Litotes termasuk dalam kategori Majas Pertentangan.

Contoh dari Majas Litotes yakni, “Maukah dirimu mencoba suapanku?”. Dimana arti suapan ini sendiri bermakna bekal atau makanan. Atau dapat juga seperti contoh yakni, “Bagaimanakah kabar burung yang beredar?”. Seperti halnya kabar burung atau gosip.

  1. Majas Paradoks

macam macam majas

Yang kedua dalam urutan berbagai Majas pada Sastra, terdapat Majas Paradoks. Masih berbicara tentang Majas Pertentangan, dalam Majas Paradoks ini menggunakan sistem perbandingan. Dimana dalam menuliskan sebuah majas, seorang penulis menggambarkan perbandingan yang menentang antara satu sama lain.

Contoh dari Majas Paradoks sendiri, yakni “Ia bercerita tentang situasi sepi dalam sebuah keramaian.” Arti dari makna kalimat tersebut merupakan pertentangan antara kata sepi dengan ramai. Penulis mencoba meringkas makna yang elegan dalam kalimat Majas Paradoks yang ada.

  1. Majas Antitesis

macam macam majas

Yang ketiga terdapat Majas Antitesis. Apa itu Majas Antitesis? Yakni sebuah majas pertentangan dengan memadukan dua pasangan kata. Sebagai contoh, ‘Pasangan Tua-Muda yang giat bekerja.” atau dapat juga “Pendidikan tidak mengenal si kaya dan miskin.”. Dua contoh diatas yakni tua-muda dan kaya-miskin merupakan dua pasangan kata.

Dalam contoh Majas Antitesis tersebut dapat pula diganti dengan pria-wanita. Memang termasuk dalam jenis membandingkan, namun kenyataannya majas ini sering digunakan dalam sebuah kalimat baku dan runtut. Sehingga membentuk makna kata kiasan yang indah dan bermakna dalam pada sastra.

  1. Majas Kontradiksi Interminus

macam macam majas

Yang terakhir dalam pembahasan Majas Pertentangan, terdapat Majas Kontradiksi Interminus. Majas ini cenderung digunakan untuk menyanggah pernyataan dalam sebuah kata. Misal seperti “Pekerja diizinkan ber-istirahat, kecuali beberapa diantaranya.” Diantaranya dapat dimaksud dengan sindiran. 

  1. Majas Personifikasi

macam macam majas

Majas Personifikasi merupakan jenis yang cukup dikenal dalam dunia sastra. Apa itu Majas Personifikasi? Umumnya digunakan untuk mengganti fungsi benda mati menjadi hidup. Contohnya dapat berupa, “Angin berhembus kencang untuk menari bersamaku.”. Dalam hal ini, angin merupakan benda mati yang seolah dapat hidup.

  1. Majas Metafora

macam macam majas

Yang kedua, masih seputar Majas Perbandingan. Yakni ada Majas Metafora yang merupakan salah satu jenis ungkapan dalam bentuk pesan. Contoh dari Majas Metafora yakni, “Buah Tangan yang dimiliki Ibu merupakan bingkisan terbaik.” Arti dari buah tangan sendiri bermakna oleh-oleh atau barang pembawaan.

  1. Majas Asosiasi

macam macam majas

Seperti sebuah hubungan sosial, apa yang dimaksud dengan Majas Asosiasi? Majas ini juga bermakna tidak jauh dengan ungkapan sosial. Namun dalam Majas Asosiasi cenderung memberikan kata sambung seperti ‘bagaikan’, ‘bak’, dan ‘seperti’. Contoh kalimat Majas Asosiasi, berupa “Ayah dan Anak tersebut bagai pinang dibelah dua.”

  1. Majas Hiperbola

macam macam majas

Melihat dari namanya saja, Majas Hiperbola sudah dapat ditebak strukturnya. Majas Hiperbola merupakan ungkapan kata yang lebih terkesan dilebihkan. Bagaimana contoh Majas Hiperbola? Misalkan seperti ini “Kedua Orang Tua tersebut bersusah-payah mengolah keringat menjadi ladang pahala jariyah.”

  1. Majas Eufemisme

macam macam majas

Membahas Majas Perbandingan, terdapat jenis Majas Eufemisme. Dalam majas ini merupakan perbandingan yang dianggap kurang baik, serta diganti dengan kosakata yang lebih lembut. Contohnya seperti “Universitas menyediakan layanan khusus untuk para difabel.” Dimana, difabel sendiri merupakan kata halus dari ‘orang cacat”.

  1. Majas Metonimia

macam macam majas

Terdengar asing bagi para masyarakat awam, apa itu Majas Metonomia? Majas ini merupakan penyandingan merek yang merjuk pada benda dengan sifat umum. Contoh pada Majas Metonomia adalah “Saat Haid melanda, bagi para wanita jangan lupa menggunakan Softex.” Softex sendiri merujuk pada frasa ‘pembalut’.

  1. Majas Simile

macam macam majas

Hampir sama dengan Majas Asosiasi, hanya saja dalam Majas Simile tidak membandingkan. Majas Simile cenderung menyandingkan dengan kata hubung ‘bak’, ‘bagaikan’, atau ‘seperti’. Contoh dari Majas Simile yakni “Anak tersebut memiliki sifat bak Ayah dan Ibu Kandungnya.”

  1. Majas Alegori

macam macam majas

Macam macam majas selanjutnya terdapat jenis Majas Alegori. Pada jenis Majas Alegori merupakan penyandingan dua perbandingan kata dengan makna kiasan. Misal terdapat pada kalimat “Pernikahan harus dapat dilaksanakan dengan sebaik mungkin, seperti Nahkoda yang sedang berlayar dalam perjalanan.”

  1. Majas Sinekdoke

macam macam majas

Selanjutnya pada urutan ke-13 terdapat Majas Sinekdoke. Apa itu Majas Sinekdok? Terdapat dua jenis diantaranya adalah Sinekdoke Pars Pro Toto dan Sinekdoks Totem Pro Parte. Sinekdoke Pars Pro Toto lebih cenderung menyebutkan sebagian unsur benda. Sedangkan Sinekdoke Totem Pro Parte cenderung merujuk ke keseluruhan.

  1. Majas Simbolik

macam macam majas

Pada jenis Majas Perbandingan yang terakhir, terdapat Majas Simbolik yang merupakan perbandingan sikap makhluk hidup dalam sebuah ungkapan. Contoh yang bisa diambil misalnya “Jadilah dirimu sebagai seorang Sultan Hasanuddin layaknya Ayam Jantan yang Kokoh dari Daerah Timur.”

  1. Majas Ironi

Lalu terdapat jenis Majas Ironi. Merupakan salah satu pembuka jenis Majas Sindiran. Majas Ironi cenderung menggunakan makna kata yang sifatnya bertentangan. Misalnya seperti ini, “Wajahmu sangat cantik sehingga aku tidak sanggup melihatnya.” atau mungkin dapat pula “Pakaianmu begitu rapi sehingga tidak menarik.”

  1. Majas Sinisme

Seperti sikap seorang yang sinis, Majas Sinisme merupakan salah satu jenis yang menyindir secara langsung. Bagaimana contoh perumpamaan Majas Sinisme? Contohnya dapat dengan “Masakanmu sungguh tidak dapat dirasakan hingga akhir.” Yang berarti memang masakan tersebut tidak enak untuk dihidangkan.

  1. Majas Sarkasme

Masih berbicara tentang Majas Sindiran, dari Majas Sarkasme sendiri merupakan jenis yang cukup kasar. Majas Sarkasme cenderung mengatakan sesuatu kata secara kasar dan lantang. Contohnya seperti, “Jangan merasa paling hebat, seseorang bukanlah lagaknya Tuhan.” jenis ini sindiran keras.

  1. Majas Pleonasme

Urutan ke-18 hadir jenis Majas Pleonasme. Dalam majas ini cenderung menggunakan kata yang tidak efektif dan digunakan untuk menegaskan sesuatu hal. Bagaimana contoh perumpamaan Majas Pleonasme? Dapat berupa “Seorang pria sederhana.” yang bermakna filosofi pria dengan kelembutannya.

  1. Majas Repetisi

Selanjutnya terdapat pula jenis Majas Repetisi. Majas ini cenderung mengulang kata yang bermakna sama dalam sebuah kalimat. Namun pengulangan ini memiliki arti tersendiri. Contohnya seperti “Dia wanita yang kupilih, wanita yang ku incar, dan wanita yang akan menemani akhirku.”

  1. Majas Retorika

Yang terakhir dalam macam macam majas terdapat Majas Retorika. Majas ini cenderung memberikan penegasan dalam sebuah bentuk kalimat. Dan dalam hal ini memang tidak perlu jawaban. Jadi dapat dimisalkan seperti “Kapan terjadinya sebuah perang harga dalam era digitalisasi?.”