Pengertian, Ciri-ciri dan Contoh Majas Asosiasi

Dalam penulisan karya sastra sering sekali menggunakan macam-macam majas khususnya dalam penulisan puisi dan prosa. Salah satu majas yang sering digunakan dalam pembuatan karya sastra adalah majas atau gaya bahasa asosiasi, kemudian ada juga  majas metafora dan majas personifikasi. Lalu apa sih yang dimaksud dengan majas asosiasi itu?

Sebelum lanjut, ada sedikit informasi untuk calon mempelai pengantin. Jika anda sedang mencari make up artist profesional untuk prewedding, pesta dan rias pengantin. Anda dapat menggunakan MUA Parasayu. Dengan MUA yang berpengalaman dan berkualitas, tentu hasil riasan pada hari pernikahan akan tampak cantik memukau. Untuk informasi lebih lanjut, anda dapat menghubungi MUA Parasayu di nomor telepon/WA 0895404100004 atau menghubungi website https://mua.parasayu.net/.

Pengertian Dan Ciri-ciri Majas Asosiasi

majas asosiasi

Jika mengutip dari kamus besar bahasa Indonesia, asosiasi merupakan pembentukan yang menghubungkan antara ide, ingatan ataupun kegiatan sensorik, dan juga saat orang berbicara tentang suatu makna. Gaya bahasa asosiasi bersifat kiasan dan mengandung parabola sehingga sangat sering digunakan dalam pembuatan puisi maupun karya sastra lainnya agar lebih menarik saat dibaca.

Setiap majas tentu saja mempunyai karakteristik atau ciri-ciri tersendiri yang tentu saja membedakan antara satu jenis majas dengan yang lainnya. Meskipun sudah mempunyai karakteristik masing-masing namun masih banyak sekali yang sulit membedakan antara satu jenis majas dengan yang lainnya seperti penggunaan gaya bahasa asosiasi tampak sama dengan majas simile. Apa saja sih ciri-ciri dari gaya bahasa asosiasi itu? Langsung saja simak penjelasan lengkap berikut ini:

  • Selalu ada kata penghubung, apa saja kata penghubung yang menjadi ciri khas dari gaya bahasa asosiasi? Kata penghubung yang menunjukkan bahwa itu adalah gaya bahasa asosiasi diantaranya: seperti, bak, laksana, bagaikan, bagaimana, ibarat, juga dan lain sebagainya.
  • Makna yang digambarkan bersifat implisit atau tersirat sehingga bisa jadi satu orang dengan orang lain mempunyai pemaham yang berbeda.

Ketika majas asosiasi mempunyai ciri khas tersendiri lalu mengapa masih banyak orang yang sulit membedakan dengan majas simile? Hal tersebut disebabkan karena majas simile juga menggunakan kata penghubung. Namun ada perbedaan yang sangat mencolok diantara kedua majas tersebut yaitu majas simile disampaikan secara terus terang atau eksplisit. Sehingga maknanya lebih terlihat jelas dan sudah pasti lebih mudah dalam memahami maknanya.

Memahami sebuah majas memang bagi kebanyakan orang sangat sulit sehingga perlu ada gambaran langsung atau contoh-contoh dari majas tersebut. Nah agar Anda tidak gagal paham dalam memahami majas atau gaya bahasa asosiasi jangan skip dan lanjut membaca contoh-contoh dari majas atau gaya bahasa asosiasi.

Berbagai Contoh Penggunaan Majas Asosiasi

majas asosiasi

Penggunaan gaya bahasa asosiasi mungkin sering sekali Anda temui terutama dalam sebuah syair, puisi, novel dan masih banyak lagi. Berikut ini adalah beberapa kalimat yang mengandung majas atau gaya bahasa asosiasi di dalamnya:

  • Paras wajahnya sangat menawan bagaikan bulan purnama dimalam hari.

Gaya bahasa asosiasi pada contoh ini adalah “bagaikan bulan purnama” dimana menggunakan kata penghubung bagaikan.

  • Melihat senyum di wajahmu bagaikan oase di tengah keringnya padang pasir.

Gaya bahasa asosiasi pada contoh ini adalah “bagaikan oase” dimana menggunakan kata penghubung bagaikan.

  • Kehadiranmu dalam hidupku bak pelita yang menerangi di gelapnya malam.

Gaya bahasa asosiasi pada contoh ini adalah “bak pelita” dimana menggunakan kata penghubung bak.

  • Setiap hari aku selalu dibuatnya jatuh cinta lantaran tutur katanya yang sangat lembut seperti hembusan angin yang memabukkan.

Gaya bahasa asosiasi pada contoh ini adalah “seperti hembusan angin” dimana menggunakan kata penghubung seperti.

  • Semangatnya dalam menjalani hidup memang sangat luar biasa ibarat batu yang takkan pernah lapuk karena hujan dan tak lekang karena panas.

Gaya bahasa asosiasi pada contoh ini adalah “ibarat batu yang takkan pernah lapuk” dimana menggunakan kata penghubung ibarat.

Itulah beberapa contoh penggunaan majas asosiasi semoga apa yang penulis jelaskan dapat diambil manfaatnya. Selamat membaca.