Pernikahan Adat Batak Toba, Prosesi dan Maknanya
Daftar isi
Melangsungkan pernikahan di Indonesia tidak bisa lepas dari pengaruh ada istiadat yang berada didaerah. Pengaruh adat dalam prosesi pernikahan tidak bisa dipandang sebelah mata, karena dalam setiap prosesinya banyak sekali makna yang terkandung didalamnya. Pernikahan adat batak toba merupakan salah satu pernikahan adat yang sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia.
Sebelum lanjut, ada sedikit informasi untuk calon mempelai pengantin. Jika anda sedang mencari make up artist profesional untuk prewedding, pesta dan rias pengantin. Anda dapat menggunakan MUA Parasayu. Dengan MUA yang berpengalaman dan berkualitas, tentu hasil riasan pada hari pernikahan akan tampak cantik memukau. Untuk informasi lebih lanjut, anda dapat menghubungi MUA Parasayu di nomor telepon/WA atau menghubungi website https://mua.parasayu.net/.
Mengenal Prosesi Pernikahan Adat Batak Toba
Pernikahan adat batak merupakan pernikahan antar marga yang berbeda, karena dalam adat batak dilarang untuk menikah dalam satu marga. Meskti tidak berbeda jauh dari prosesi pernikahan pada umumnya, namun ada beberapa ritual khusus dari pernikahan adat batak toba. Dari mulai mempersiapkan pernikhan hingga setelah pesta perayaan, dalam adat batak terdapat ritual khusus yang membedakan dari pernikahan adat lainnya.
Meski ritual penikahan adat panjang, namun menjadikan momen pernikahan menjadi lebih sakral dan secara tidak langsung dapat melestarikan adat asli Indonesia. Bagi kamu keturunan batak yang ingin melangsungkan pernikahan adat batak, berikut ini prosesi pernikahan adat batak toba yang biasa sering dilakukan.
Mangaririt
Salah satu prosesi dalam pernikahan adat batak toba yaitu mangaririt. Prosesi ini dilakukan jika calon mempelai pria belum mendapatakan calon mempelai wanita yang ingin dinikahi. Biasanya hal ini terjadi dikarenakan calon mempelai pria pergi merantau dari tanah kelahirannya dan tidak sempat untuk mencari wanita untuk pasangan hidup. Sehingga pihak dari keluarga pria mencarikan wanita sesuai yang diinginkan oleh calon mempelai pria.
Mangalehon Tanda
Berbanding terbalik dengan prosesi magaririt, prosesi mangalehon tanda adalah prosesi menandai calon mempelai wanita yang dilakukan oleh calon mempelai pria yang sudah menemukan wanita idamannya.
Biasanya pihak pria memberikan sujumlah uang kepada pihak wanita, kemudian pihak wanita memberikan kain sarung kepada pihak pria. Setelah itu, pihak pria akan memberikan informasi tersebut kepada orang tuanya. Setelah itu, bisa dikatakan pria dan wanita tersebut sudah saling terikat satu sama lainnya.
Marhusip
Selanjutnya ada prosesi marhusip. Dalam bahasa Indonesia, marhusip berarti melamar. Dengan kata lain pihak keluarga pria akan melamar calon mempelai wanita. Pada acara ini biasanya dihadiri oleh keluarga dekat saja, seperti keluarga besar pihak pria dan wanita. Seperti kebanyakan acara lamaran, pada saat prosesi marhusip, biasanya akan didiskusikan hal-hal detail mengenai pernikahan yang akan diseleggarakan. Mulai dari tanggal pamasu masuon, tempat pernikahan dan lain-lainnya.
Martumpol
Bagi orang batak toba, martumpol bisa dikatakan sebagai prosesi pertunangan. Biasanya upacara adat ini dilakukan digereja dan dihadari oleh para keluarga terdekat atau orang yang diudang oleh para keluarga. Pada acara ini, kedua calon mempelai diikitan janji untuk melangsungkan pernikahan dihadapan para pengurus gereja dan para jamaat.
Marhata Sinamot
Selanjutnya ada prosesi marhata sinamot. Prosesi ini bisa disebut perkenalan acara resmi dari kedua keluarga calon mempelai. Pada prosesi ini biasanya kedua keluarga akan membahas sinamot dari keluarga pihak pria, mulai dari hewan ternak yang akan disembeli, jumlah undangan yang akan menghadiri pesta pernikahan, jumlah ulos dan yang lain-lain.
Martonggo Raja
Martonggo raja merupakan salah satu acara yang diselenggarakan oleh kedua calon mempelai pada saat menuju pernikahan. Martonggo raja sendiri adalah suatu acara yang yang diselenggarang untuk mengumpulkan semua keluarga besar.
Biasanya pada momen ini, pihak keluarga calon mempelai akan mendiskusikan hal apa saja yang akan dilakukan pada proses pernikahan, siapa yang bertugas memberikan ulos dan hal-hal lainnya yang mendetail.
Manjalo Pasu-pasu Parbagason
Manjalo pasu-pasu parbagason merupakan salah satu ritual yang dilakukan digereja. Calon mempelai wanita dan pria diberkati oleh pendeta digereja tersebut. Setelah itu, calon mempelai tersebut sudah sah dalam menjadi suami istri. Kemudian setelah diberkati oleh pendeta, kedua pasangan mempelai tersebut melanjutkan prosesi adat pernikahan ditempat yang sudah ditentukan.
- Baca Juga : Makna Siger Sunda dan Aksesoris Lainnya
- Baca Juga : Perjanjian Pra Nikah: Cara Membuat dan Fungsinya
Marunjuk atau Alaon Unjuk
Selanjutunya mempelai pengantin akan kembali melakukan pemberkatan kembali, namun kali ini orang tua dan keluarga besar dari kedua mempelailah yang selaku yang memberi pemberkatan. Nama prosesi pernikahan ini disebut marujuk atau alaon unjuk.
Dalam prosesi tersebut dibacakan doa-doa untuk kedua mempelai sekaligus dipasangkan kain ulos kepada kedua mempelai. Kemudian acara dilanjutkan dengan pembagian jambar.
Jambar merupakan ritual pemberian makanan kepada kedua calon mempelai. Adapun jambar yang diberikan kepada mempelai wanita yaitu daging atau biasa disebut jambar juhut dan uang atau biasa disebut tuhor ni boru. Sedangkan untuk mempelai pria akan menerima makanan ikan mas arsik dan kain ulos.
Setelah prosesi adat ini selesai, selanjutnya mempelai wanita dibawa ke tempat yang bernama kediaman paranak.
Dialap Jual
Selanjutnya pada adat pernikahan batak toba juga ada yang namanya prosesi dialap jual. Adapaun maksud dari prosesi ini yaitu jika pesta pernikahan diadakan dikediaman wanita, maka akan diadakan prosesi pembawaan pengantin wanita ke kediaman pihak keluarga pria.
Ditaruhon Jual
Berbanding terbalik dari prosesi dialam jual, prosesi ditaruhon jual dilakukan jika pesta pernikahan diadakan ditempat keluarga pria. Biasanya pada prosesi ini, mempelai wanita dibolehkan pulang dikediamannya yang kemudian akan diantarkan oleh para namboru ke tempat diadakan pesta pernikahannya.
Paulak Une
Setelah prosesi pernikahan sudah selesai dilaksanakan, maka selanjutnya ada tradisi adat batak toba yang bernama paulak une. Tradisi ini dilakukan selang beberapa waktu, setelah acara pernikahan sudah dilaksanakan. Dimana kedua mempelai yang sudah sah tersebut akan berkunjung ke kediaman keluarga pria dan selang beberapa waktu akan berkunjung juga ke kediaman keluarga wanita.
Manjae
Setelah beberapa waktu mempelai pria dan wanita menjalani kehidupan berumah tangga. Seandainya mempelai pria bukan anak bungus, maka akan dipinjae yaitu dipisahkan dari rumah dan mata pencahariannya. Namun jika pihak pria merupakan anak bungsu, maka pria tersebut akan mewarisi kediaman dari keluarga pria tersebut.
Maningkir Tangga
Setelah selesai melakukan prosesi adat manjae, maka selanjutnya yaitu manikir tangga. Manikir tangga adalah kunjungan yang dilakukan oleh keluarga besar dari kedua belah pihak ke kediaman kedua mempelai yang sudah resmi menikah. Setelah itu acara dilanjutkan dengan makan bersama.
Nah itu dia prosesi pernikahan adat batak toba. Meski terlihat panjang dalam prosesi pernikahannya, namun hal ini membuat pernikahan adat menjadi lebih sakral dan berkesan.
Jika kamu sedang merencanakan pernikahan dan membutuhkan make up artis untuk acara pernikahan. Kamu tidak usah khawatir, karena kamu bisa menggunakan MUA Parasayu. MUA Parasayu sudah berpengalaman merias pengantin adat batak maupun adat yang lainnya. Dengan MUA yang berpengalaman dan berkualitaa, tampil cantik dihari spesial dapat diwujudkan. Untuk informasi paket pernikahan, kamu bisa menghubungi MUA Parasayu di website mua.parasayu.net atau ke no WA .
- Baca Juga : Seserahan Adat Jawa: Barang beserta Maknanya
- Baca Juga : Tradisi Lamaran Tionghoa Sebelum Pernikahan