Majas dalam Bahasa: Pengertian, Jenis-Jenis dan Contoh

Majas adalah salah satu bentuk gaya bahasa yang akan membuat kalimat menjadi lebih indah. Memahami dan menggunakan majas dalam kalimat anda, akan membuat paragraf menjadi lebih menarik. Kalimat yang disampaikan atau dituliskan menggunakan gaya bahasa akan menambahkan sebuah kesan kiasan serta imajinatif. Terdapat sekitar 24 kategori yang bisa anda gunakan dalam menggunakan kalimat sehari-hari. 24 majas tersebut dikelompokkan menjadi 4 kelompok majas. Para ahli mengatakan bahwa majas merupakan karya sastra yang khas dari penulisnya, keberadaannya tidak bisa ditiru dan memperlihatkan jiwa penulisnya.

Nah untuk anda pembaca Parasayu yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang majas, berikut rangkuman mengenai pengertian majas, jenis-jenis majas dan contoh penggunaan majas dalam kalimat.

Sebelum lanjut, ada sedikit informasi untuk calon mempelai pengantin. Jika anda sedang mencari make up artist profesional untuk prewedding, pesta dan rias pengantin. Anda dapat menggunakan MUA Parasayu. Dengan MUA yang berpengalaman dan berkualitas, tentu hasil riasan pada hari pernikahan akan tampak cantik memukau. Untuk informasi lebih lanjut, anda dapat menghubungi MUA Parasayu di nomor telepon/WA 0895404100004 atau menghubungi website https://mua.parasayu.net/.

Pengertian Majas

majas

Menurut wikipedia, majas atau gaya bahasa merupakan pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam kata tertentu yang digunakan untuk mendapatkan efek-efek mendalam tertentu yang membuat karya sastra menjadi lebih hidup dan menyegarkan. Majas dapat digunakan baik dalam karya sastra lisan maupun tulisan.

Menurut Nurgiyantoro (1998:297), majas adalah sebuah teknik untuk mengungkapkan bahasa, penggayaan bahasa yang makanya tidak merujuk langsung pada makna harfiah dari kata-kata yang disebutkan, melainkan pada makna yang ditambahkan, makna yang tersirat didalamnya.

Jenis-Jenis Majas dan Contohnya

majas

Sampai saat ini, majas memiliki 24 Jenis berbeda yang bisa dikelompokkan secara umum menjadi 4 kelompok. Kelompok kategori tersebut adalah Majas Perbandingan, Majas Penegasan, Majas Pertentangan serta Majas Sindiran. Keempat jenis kiasan kata tersebut memiliki beragam fungsi dan penempatan penggunaan kata yang berbeda. Untuk mengetahuinya, perhatikan dengan detail penjelasan dibawah ini ya.

Majas Perbandingan

majas

Majas perbandingan merupakan suatu kiasan kata atau gaya bahasa yang dipakai untuk mengungkapkan suatu kata dengan cara membandingkannya dengan kata lainnya yang memiliki kemiripan sifat, bentuk atau lainnya. Dalam majas perbandingan, terdapat beberapa jenis yaitu:

  1. Hiperbola

majas

Majas Hiperbola merupakan kiasan kata yang paling banyak dikenal dan banyak digunakan. Gaya bahasa hiperbola digunakan untuk mengungkapkan suatu kata secara berlebihan dan terkadang menjadi tidak masuk akal. Contohnya adalah:

  • Lihat orang itu, dia kelaparan hingga bisa memakan gunung.
  • Saya sudah mendengar lagu ini jutaan kali.
  • Bagiku, kau adalah seorang malaikat pelindung.
  • Hatiku hancur lebur mendengar berita pernikahannya.
  1. Eufimisme

majas

Berikutnya ada majas perbandingan jenis eufimisme yang mengganti kata-kata dalam kalimat menjadi kata yang lebih halus dan bertujuan untuk tidak menyakiti pembaca atau pendengarnya. Contohnya adalah:

  • Kemarin, Kyai Samidi meninggal dunia (mati)
  • Terdapat banyak tunawisma yang belum mendapatkan bantuan sosial (gelandangan)
  • Tuna netra itu terjatuh dan tidak seorangpun menolongnya (buta)
  • Dengan satu tangan, tuna daksa itu menghasilkan lukisan yang luar biasa (cacat tubuh)
  1. Metonimia

majas

Metanomia merupakan gaya bahasa yang membandingkan kata dengan istilah tertentu yang umum digunakan. Misalnya:

  • Tolong belika Aqua satu kardus (air mineral).
  • Toa masjid sepertinya perlu diganti, suaranya sudah kurang jelas (Megafon).
  • Gudang garam harganya naik, sepertinya karena peraturan pajak baru (rokok).
  • Adik minta dibelikan Tamiya seperti anak tetangga (mobil mobilan Mini 4WD).
  1. Simile

majas

Simile merupakan majas yang membandingkan suatu aktivitas manusia dengan suatu ungkapan yang tidak sebenarnya. Contohnya sebagai berikut:

  • Bunga desa seberang kampung bagaikan mawar yang baru mekar.
  • Hadirmu bagaikan cahaya yang menerangi kegelapan.
  • Sifatnya sangat berani, seperti singa si raja hutan.
  • Dua orang itu selalu bertengkar seperti kucing dan tikus.
  • Kita terlalu berbeda, kau bagai terangnya siang dan aku bagaikan gelapnya malam.
  1. Alegori

majas

Majas Alegori adalah majas yang membandingkan suatu objek dengan kata kiasan yang dilebihkan. Misalnya:

  • Mencari lelaki impian seperti yang kau sebutkan bagaikan mencari jarum dalam jerami.
  • Bayi itu masih bersih layaknya kertas putih yang kosong.
  • Otak anak itu bagaikan mata pisau, semakin diasah semakin tajam.
  • Jika suami adalah nahkoda kapal dalam rumah tangga, maka istri adalah awak kapal yang serba bisa.
  1. Personifikasi

majas

Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang menggantikan benda mati menjadi bisa beraktivitas bagaikan manusia. Contohnya adalah:

  • Ombak itu menggulung rindu dan perasaanku.
  • Angin sore itu membelai rambut Dina yang terurai.
  • Longsor pagi itu tiba-tiba menyelimuti perumahan di kaki bukit.
  • Api panas langsung melahap sebagian isi gudang.
  1. Metafora

majas

Metafora merupakan majas yang digunakan untuk kiasan secara eksplisit (tidak secara langsung) yang mewakili suatu maksud yang berbeda. Perwakilan ini didasarkan pada suatu perbandingan atau persamaan. Misalnya:

  • Aku tidak sabar melihat persidangan tikus berdasi itu (koruptor).
  • Pantas saja bisa menjuarai Olimpiade Nasional, Sari adalah seorang kutu buku.
  • Arif telah menjadi bintang kelas selama 2 semester.
  • Karena memang pada dasarnya, wanita adalah tulang rusuk dari lelaki.
  1. Asosiasi

majas

Majas yang satu ini membandingkan dua atau lebih objek berbeda, tapi disamakan dengan cara menambahkan kata sambung seperti bagaikan, seperti dan kata sambung lainnya. Contohnya adalah:

  • Setelah kasus perselingkuhan itu terungkap, rumah tangga Pak Lurah seperti telur diujung tanduk.
  • Rina dan Ita memang bukan saudara, namun keduanya seperti pinang dibelah dua.
  • Sudah banyak yang mengatakan dan membuktikan jika keindahan alam Indonesia bagaikan surga dunia.
  • Ketika lebaran tiba, keberadaan pengemis akan seperti jamur pada pohon di musim hujan.
  • Wajahnya sangat manis seperti gula jawa, namun omongannya sangat pedas seperti cabai rawit.
  1. Sinekdoke

majas

Majas sinekdoke adalah gaya bahasa yang menyebutkan suatu bagian dengan tujuan mewakili seluruhnya, dan sebaliknya. Gaya bahasa sinekdoke dibagi menjadi dua jenis lagu yaitu sinekdoke pro toto dan sinekdoke totem pro parte. Misalnya:

  • Kemana saja kau? Sejak pagi tidak kelihatan batang hidungnya. (Sinekdoke pars pro toto)
  • Andi terpaksa harus angkat kaki dari rumahnya karena tidak bisa membayar hutang. (Sinekdoke pars pro toto)
  • Polisi sudah berkumpul di sekitar Gedung Grahadi (Sinekdoke totem pro parte)
  • Warga Indonesia sangat ramah terhadap orang asing. (Sinekdoke totem pro parte)
  1. Simbolik

majas

Majas simbolik adalah gaya bahasa yang membandingkan manusia dengan sikap makhluk hidup atau benda lain seperti hewan, tumbuhan dan benda mati. Contohnya seperti:

  • Jangan dekat dekat dengannya, dia sudah terkenal sebagai buaya darat.
  • Calon DPR itu sudah melancarkan akal bulusnya agar bisa memenangkan pemilihan tahun ini.
  • Aku kasihan pada Fikri yang selalu menjadi kambing hitam dalam permasalahan keluarga.
  • Rumah besar dan mobil mewah itu adalah hasilnya menjadi gula-gula di Kota.
  • Ibu bekerja keras di pasar karena tidak mau memakan uang panas yang diberikan oleh ayah.

Majas Penegasan

majas

Seperti namanya, majas penegasan merupakan majas yang dipakai dengan tujuan untuk menegaskan suatu kata agar menimbulkan kesan lebih mendalam bagi pembaca atau pendengarnya. Jenis-jenis majas penegasan adalah sebagai berikut:

  1. Pleonasme

majas

Majas pleonasme adalah gaya bahasa sastra yang menggunakan kata-kata dengan makna sama yang sebenarnya tanpa ada kata tersebut pun, orang tahu dengan jelas maksud kalimat tersebut. Kalimat dengan gaya bahasa pleonasme biasanya cenderung tidak efektif, namun sengaja dibuat seperti itu untuk menegaskan suatu kata. Contohnya seperti:

  • Monas terlihat menjulang tinggi menyentuh langit.
  • Saya menyaksikan kejadian pembunuhan itu dengan mata kepala saya sendiri.
  • Tubuhnya jatuh tersungkur ke dalam sawah karena tidak sengaja menyandung batu.
  • Hasil nilai akhir semester ini akan diumumkan di mading.
  • Rani naik ke atas punggung kuda dibantu oleh Andi.
  1. Repetisi

majas

Majas repetisi berasal dari kata bahasa inggri yaitu repeat, yang artinya adalah mengulang. Kiasan kata repetisi merupakan gaya bahasa yang dengan sengaja mengulang kata dalam satu kalimat dengan tujuan untuk menegaskan sesuatu. Misalnya:

  • Setiap demam, ia terus menggumamkan kata ibu, ibu dan ibu.
  • Sudah kukatakan untuk hati hati, kenapa kau tetap saja ceroboh, ceroboh dan terus ceroboh.
  • Salah lagi, salah lagi mengapa aku selalu salah dimatamu.
  • Ratna selalu bilang ingin kurus tapi pekerjaannya hanya makan, makan dan makan terus.
  • Semenjak kejadian itu, Bu Asih tidak pernah berhenti berdoa, berdoa dan terus berdo’a untuk keselamatan anaknya.
  1. Retorik

majas

Retorik merupakan jenis majas yang berbentuk kalimat tanya yang tidak perlu. Maksudnya, pertanyaan retorik tersebut pasti sudah diketahui jawabannya dan tidak perlu untuk dijawab. Kiasan kata ini juga biasa digunakan untuk menyindir seseorang. Contohnya adalah:

  • Siapa yang tidak sedih jika ditinggal kekasih tanpa alasan?
  • Memangnya korban kecelakaan bisa selamat jika kau hanya menonton dan merekamnya?
  • Menurutmu apa garam itu bisa berubah menjadi manis?
  • Apakah rumahmu berada di Thailand? Kesini saja butuh waktu 20 menit.
  • Siapa yang tidak mau hidup kaya raya?
  1. Klimaks

majas

Klimaks merupakan adalah gaya bahasa sastra yang menjelaskan lebih dari dua hal secara urut mulai dari yang paling kecil (atau rendah) hingga yang paling besar (atau tinggi). Misalnya seperti:

  • Rapat bulanan anak dihadiri oleh karyawan, manajer dan CEO.
  • Kaos ini tersedia dalam ukuran XS hingga XXXL.
  • Semua orang mengikuti upacara mulai dari siswa, guru, kepala sekolah hingga ketua yayasan.
  1. Antiklimaks

majas

Kebalikan dari majas klimaks, majas antiklimaks adalah gaya bahasa sastra yang menjelaskan lebih dari dua hal secara urut mulai dari urutan tertinggi (atau terbesar) hingga yang paling rendah (atau kecil). Contohnya sebagai berikut:

  • Lomba balap karung diikuti mulai dari bapak-bapak, remaja hingga anak-anak.
  • Kepala desa, pemuka agama hingga warga menghadiri acara keagamaan itu.
  • Seluruh tiket konser Super Junior terjual habis mulai dari Kelas VVIP hingga kelas Festival.
  1. Paralelisme

majas

Merupakan gaya bahasa sastra yang menampilkan pengulangan kata dengan tujuan menegaskan makna kata yang sama dalam definisi yang berbeda. Gaya bahasa ini lebih umum digunakan dalam puisi. Sebagai contoh, perhatikan kalimat berikut:

  • Kau bagaikan kertas putih tanpa noda.
  • Siang dan malam berganti tanpa hadirmu disisi.
  • Manis dan pahit kehidupan pasti terjadi.
  1. Tautologi

majas

Majas Tautologi adalah gaya bahasa sastra yang mengulang sebuah kata sinonim dalam satu kalimat untuk menegaskan kondisi subjek atau maksud tertentu. Misalnya seperti:

  • Kuakui aku menyukainya sejak dulu, aku mencintainya.
  • Aku benar-benar ingin berjumpa dan bertemu denganmu.
  • Yang kulakukan hanyalah terdiam membisu di depannya.

Majas Pertentangan

Majas pertentangan merupakan gaya bahasa sastra yang menyatakan sebuah pertentangan dari kata. Sesuai dengan namanya, majas pertentangan menggambarkan sesuatu yang berlawanan atau tidak selaras dengan kata yang seharusnya dimaksud. Jenis-jenis majas pertentangan adalah sebagai berikut:

  1. Litotes

Majas pertentangan yang pertama adalah litote. Kiasan kata yang satu ini biasanya menggunakan kata yang cenderung merendahkan diri, padahal pada kondisi sebenarnya adalah sebaliknya. Istilahnya adalah merendah untuk meroket. Perhatikan contoh berikut untuk mempermudah penjelasan:

  • Jika berkunjung ke kota Surabaya, sudilah anda sekalian berkunjung ke gubuk kami.
  • Selamat menikmati jamuan sederhana buatan kami.
  • Hadiah saya yang tidak seberapa ini mohon diterima sepenuh hati.
  1. Paradoks

Paradoks merupakan salah satu majas pertentangan yang kalimatnya membandingkan situasi satu dengan situasi lain yang kondisinya berkebalikan (bertentangan). Misalnya seperti:

  • Dia mungkin buta, namun dia bisa melihat besarnya rasa cinta untuknya.
  • Kaya harta, miskin akhlak
  • Dia tukang tidur dikelas namun tidak pernah absen juara satu.
  1. Antitesis

Majas antitesis biasanya memadukan dua atau lebih kata yang bertentangan pada satu kalimat agar artinya akan terlihat lebih mendalam. Contoh kalimatnya adalah sebagai berikut:

  • Naik turunnya harga cabai dipengaruhi oleh cuaca.
  • Urusan hidup dan mati pasrahkan saja pada Allah.
  • Baik buruknya wajah tidak bisa menentukan sifat orang tersebut.
  1. Kontradiksi Interminus

Jenis majas pertentangan yang terakhir adalah kiasan kata kontradiksi interminus yang biasanya digunakan untuk menyangkal pernyataan yang telah disebutkan sebelumnya, baik dalam satu kalimat atau kalimat yang berbeda. Penggunaan kiasan kata ini umumnya disertai dengan kata konjungsi (kata sambung) misalnya hanya saja, kecuali dan kata lainnya. Misalnya sebagai berikut:

  • Warung ini buka setiap hari kecuali tanggal merah
  • Dia seharusnya mendapat juara satu, hanya saja ia tidak hadir dan didiskualifikasi.
  • Semua produk mendapatkan diskon 10% kecuali untuk produk kecantikan.

Majas Sindiran

Kelompok kiasan kata yang terakhir adalah kelompok majas sindiran. Kiasan kata sindiran adalah gaya bahasa sastra yang digunakan untuk menyindir seseorang atau sesuatu dengan tujuan tertentu (tidak selalu tujuan buruk). Jenis-jenis kiasan kata sindiran adalah sebagai berikut:

  1. Ironi

Majas ironi merupakan kiasan kata sindiran yang biasanya menggunakan kata kiasan dengan arti yang jauh bertentangan dengan keadaan aslinya. Contohnya adalah:

  • Pakaianmu sangat sopan sampai aku malu berjalan denganmu.
  • Suaramu sungguh merdu, namun lebih enak jika kau tidak menyanyi.
  • Kalian sungguh pasangan romantis, tiada hati tanpa bertengkar.
  1. Sinisme

Seperti namanya, majas sinisme mengandung kata sindiran secara langsung yang menegaskan sinisme dalam kalimatnya. Misalnya sebagai berikut:

  • Kau sudah tahu dia yang salah namun tetap membelanya habis-habisan.
  • Mengurus diri sendiri saja tidak bisa bagaimana mau mengurus rumah tangga.
  • Sudah tahu dibohongi kau tetap memberinya kesempatan lagi.
  1. Sarkasme

majas

Jenis majas terakhir yang akan dijelaskan disini adalah sarkasme. Sarkasme merupakan gaya bahasa sindiran yang paling kasar dan kerap kali menggunakan kata yang tidak enak untuk didengar, terkesan garang dan mengganggu. Tentunya kiasan kata ini berfungsi untuk menyindir orang lain secara langsung. Perhatikan contohnya dibawah ini:

  • Aku tidak sudi lagi bergaul dengan mu, bajingan!
  • Dasar bodoh! Begitu saja tidak bisa.
  • Kau memang penghianat! Bisa-bisanya kau mengatakan rahasia itu pada musuh.

Demikian penjelasan lengkap mengenai majas mulai dari pengertian, jenis-jenis dan contoh lengkapnya. Semoga artikel diatas dapat membantu anda dalam mempelajari majas ya. Selamat belajar!