Pelajari Ilmu Sastra tentang Majas Hiperbola

Masih membahas tentang macam-macam Majas dalam Dunia Sastra. Majas yang satu ini sedikit berbeda dengan majas metafora dan mungkin sering dikenal oleh masyarakat pada umumnya. Sebab kesan yang dihasilkan, cenderung dilebih-lebihkan. Majas ini bernama Majas Hiperbola. Untuk lebih jelasnya, Anda dapat mengenali pembahasannya melalui ulasan berikut ini.

Sebelum lanjut, ada sedikit informasi untuk calon mempelai pengantin. Jika anda sedang mencari make up artist profesional untuk prewedding, pesta dan rias pengantin. Anda dapat menggunakan MUA Parasayu. Dengan MUA yang berpengalaman dan berkualitas, tentu hasil riasan pada hari pernikahan akan tampak cantik memukau. Untuk informasi lebih lanjut, anda dapat menghubungi MUA Parasayu di nomor telepon/WA atau menghubungi website https://mua.parasayu.net/.

  1. Pengertian Umum

majas hiperbola

Apa pengertian umum dari Majas jenis Hiperbola? Majas ini cenderung menyusun strukturisasi gaya bahasa dengan pernyataan yang dilebih-lebihkan. Sehingga bagi para pembacanya menganggap bahwa, kalimat tersebut tidak nyata dan bukan keadaan yang sebenarnya.

Gaya bahasa dalam Majas jenis Hiperbola ini sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Atau sering pula Anda dapat menemukannya pada makna kata yang tercantum pada Puisi. Gaya bahasa ini terkesan dramatis dan mampu menyihir siapapun yang membaca atau mendengarkannya.

  1. Pengertian menurut Para Ahli

Menurut Para Ahli, ada tiga pendapat yang utama dibahas. Yang pertama terdapat pendapat Tarigan. Tarigan berpendapat bahwa Majas jenis Hiperbola merupakan jenis kandungan makna yang memiliki pernyataan berlebihan. Baik dari segi jumlah, sifat, maupun penekanan kosakata. Lalu yang kedua terdapat pendapat dari Keraf.

Keraf sendiri mengemukakan pendapat bahwa Hiperbola merupakan gaya bahasa dengan kandungan pernyataan tidak nyata adanya. Kecenderungan gaya bahasa berlebihan, membuat Hiperbola sulit diyakini makna katanya. Dan yang ketiga, Badrun berpendapat bahwa jenis Hiperbola difungsikan untuk pernyataan emosi tertentu.

  1. Karakteristik

majas hiperbola

Dalam Majas jenis Hiperbola cenderung memberi kesan untuk mengajak orang lain mencari tahu makna sebenarnya. Atau dalam arti lain, kosakata dilebih-lebihkan tersebut cenderung memberi intuisi agar orang lain tertarik. Tidak semua Majas mampu memberi ketertarikan tersendiri bagi para pembacanya.

Selain itu, Majas jenis Hiperbola mengandung beberapa makna klise layaknya Majas Metafora. Namun makna klise ini hanya digunakan sebagai awalan dalam sebuah kata. Maka dari itu beberapa paduan kata yang ada di Majas jenis Hiperbola lebih sering diulang-ulang per kosakatanya. Terdapat pula konjungsi untuk menggabungkan kalimat.

  1. Perbedaan

Apa saja perbedaan yang mendasari dalam Majas jenis Hiperbola dengan Personifikasi? Dalam hal ini Majas Hiperbola cenderung melebih-lebihkan suatu frasa. Lalu untuk Majas Personifikasi lebih menghidupkan gaya bahasa benda mati. Perbedaannya terletak pada makna kata yang dihasilkan oleh kedua majas tersebut.

  1. Fungsi

majas hiperbola

Fungsi dari Majas jenis Hiperbola, yang pertama ialah memberi kesan dramatis pada kosakata tertentu. Ketika Anda membuat kalimat dengan pertimbangan Majas jenis ini. Anda akan lebih menghayati hasil dari kalimat tersebut. Yang kedua yakni untuk menyusun kalimat lebih terstruktur.

Mesikipun terkesan dilebih-lebihkan, ternyata Majas jenis ini tidak dapat dirangkai asal-asalan. Harus ada dan sesuai dengan kaidah yang telah ditetapkan. Lalu yang terakhir adalah menjadikan karya sastra agar lebih terkesan maknanya. Sebab, dunia sastra akan terus memperbaiki inovasi melalui struktur katanya.

  1. Ciri-Ciri

Ciri utama dari Majas jenis ini sendiri menggunakan kosakata yang dilebih-lebihkan. Selanjutnya penyampaian dalam kosakata tersebut terbentuk dengan dramatis dan menghayati. Disusul dengan penyampaian yang cenderung tidak masuk akal. Serta hasil dari Majas ini lebih ke pengaruh yang cukup kuat kepada para pembacanya.

  1. Contoh

Pembahasan terakhir dalam Majas Hiperbola yakni contoh serta pembahasan. Misal terdapat pada kalimat, “Era digitalisasi seperti saat ini cenderung menyebarkan berita palsu, layaknya sambaran petir.” Dalam hal ini, petir dilebih-lebihkan sebagai penonjol kata ‘Digitalisasi’. Ditambah konjungsi kata yakni ‘layaknya’ dalam satu kalimat.